Judul Buku:
Cracking Creativity - The Secrets of Creative Genius
Pengarang:
Michael Michalko
Jumlah Halaman: 311
Tahun Terbit: 2001
Penerbit: Ten Speed Press
Tiba-tiba menemukan buku ini saat lagi browsing buku apaa gitu.
Menurutku buku ini practical banget untuk diterapkan, dan ada banyak ilustrasi juga.
Singkatnya, buku ini membedah bagaimana orang-orang kayak Einstein, Leonardo Da Vinci, Mozart, Thomas Alfa Edison dan tokoh2 lain di dunia bisa jadi hebat / outstanding di bidangnya.
Di prolognya, si penulis menceritakan bahwa IQ itu tidak selalu berbanding lurus dengan kreativitas, makanya dia membedakan ada yang namanya “pintar” dan ada yang namanya “kreatif”. Dia mengilustrasikan orang yang IQ-nya tinggi kayak Marylint Vos Savant (IQ 228) itu nggak punya kontribusi apa-apa di bidang sains / seni. Sementara peraih nobel kayak Richard Feymann malah IQ nya cuma 128.
Nah trus, si penulis ini bilang bahwa bedanya orang yang “pintar” dan “kreatif” ini terletak pada kemampuan berpikir.
Orang pintar biasanya dia akan berpikir dengan cara “reproductive thinking”, yaitu dia bisa menerapkan cara2 yang udah diajarin. Misal, kita selalu diajarin bahwa 13:2 = 6,5.
Nah kalo orang kreatif biasanya dia akan berfikir dari sudut pandang yang lebih luas, ibaratnya kayak drone. Ibaratnya ada taman yang ada air mancurnya, orang pintar cuma terkotak di air mancur aja, sementara orang kreatif akan menganalisa dari keseluruhan taman.
Misal kayak tadi, orang pintar bilang bahwa 13:2 pasti jawabannya 6,5.
Kalau orang kreatif, belum tentu.
Bisa aja 13:2 =
(1) thir dan teen
(2) enam dan setengah
(3) XIII : 2 = XI dan II
(4) 1 dan 3
Ketika kita biasa berpikir produktif, maka kita akan terbiasa memperkaya sudut pandang dan akan lebih memungkinkan menghasilkan banyak karya.
“If you always think the way you’ve always thought, you will always get what you’ve always got - the same old, same old ideas”.
Nah gimana caranya biar bisa jadi kreatif jenius kayak tokoh2 besar di atas? Michalko membedah beberapa strategi, diantaranya:
1. Seeing what no one else is seeing. Ada dua cara:
a. Knowing how to see. Contohnya kayak yang menyelesaikan problem 13:2 di atas dengan berbagai perspektif penyelesaian.
b. Making your thought visible. Jadi misal kita pengen memahami suatu konsep atau mencapai suatu target, nah sebisa mungkin kita bikin konsep / target itu dalam suatu gambar / diagram / mindmap / infografis / permainan warna / karya 3D / flash card / lukisan. Apapun itu.
2. Thinking what no one else is thinking. Ini ada beberapa cara:
a. Thinking fluently / kelancaran berpikir. Ciri2 orang yang kreatif jenius adalah dia yang ekstra / super produktif dan punya “deadline” untuk produktivitasnya dalam menghasilkan suatu karya. Contoh: Thomas Edison menghasilkan 1093 paten selama hidupnya. Dia punya aturan utk diri sendiri bahwa dia harus punya 1 penemuan kecil setiap 10 hari dan 1 penemuan besar setiap 6 bulan.
Mozart memproduksi 600an keping musik.
Einstein memproduksi 248 paper.
“Out of their massive quantity of work came quality. Geniuses produce. Period.”
b. Making novel combinations / selalu membuat kombinasi ide. Gambarannya kayak main lego, bongkar - susun - bongkar - susun dengan bentuk yang beda2.
c. Connecting the unconnected
Gampangnya: hanya beberapa orang yang bisa melihat rasi bintang, orang biasa cuma bisa melihat bintang dalam titik titik putih saja.
d. Look at the other side
Kadang kita terpaksa mempelajari atau mengerjakan sesuatu yang nggak kita suka
Misal: orang ekonomi malah kecemplung di kerjaan yang berbau hukum, malah bidang hukum itu bisa memperkaya keilmuan ekonominya.
e. Looking in other worlds.
Misal: alexander graham bell terinspirasi bentuk telepon setelah mengeksplorasi bentuk telinga.
Atau misalnya kita disodori gambar ekosistem pegunungan deh. Kira2, apa yang akan terpikirkan pertama kali oleh pebisnis / investor? Pemerintah? Masyarakat di sekitarnya? NGO? Mahasiswa? Pasti di dunia yang berbeda, hal2 yang bisa dieksplorasi itu beda2.
f. Creative Accident
Contoh: mirip2 kayak yang tadi,
Jadi misal kadung keterima di bidang yang kita nggak suka tapi malah jadinya menekuni bidang itu.
g. Kolaborasi. Kalau ini udah jelas, karena banyak kepala, banyak ide, banyak pengayaan.
No comments:
Post a Comment