Monday, August 15, 2022

Sapiens - Yuval Noah Harari

 


Judul: Sapiens Grafis Volume 1
Penulis: Yuval Noah Harari
Penerbit: KPG
Tahun terbit: 2021
Jumlah halaman: 248 
 
Sapiens adalah salah satu buku ter- breakthrough sepanjang sejarah. Dan sekarang Sapiens sudah diadaptasi dalam bentuk grafis aka komik. Setelah aku pastikan sudah membaca bukunya, aku baca versi grafisnya. So, aku bakal kasih sedikit komparasi.
 
Ada orang yang lebih enjoy membaca buku, ada juga yang lebih enjoy membaca komik. Jadi, selain audiens nya berbeda, jelas materi yang disampaikan di dua platform ini juga beda. Aku bisa enjoy dua-duanya karena gaya kepenulisan Harari tuh enak banget, kayak ngedongeng. Jadi buku berat seperti ini disampaikan dengan fun dan sama sekali ga menggurui, malah kayak bedtime stories gitu. Kayak lagi sharing. 
 
Untuk versi grafisnya, aku beli yang bahasa Indonesia. Jadi, seharusnya ga terlalu banyak mistranslasi di dalamnya. Untuk bukunya sendiri, aku baca yang versi Engslih. Ini recommended banget sih soalnya ya itu tadi, readability nya juara.
 
Oke, lanjut bahas versi grafisnya. Secara penampilan, karena Sapiens grafis rumornya mau dibikin 5 volume, jadi per volume cuma sekitar <300 halaman. Kertas yang digunakan termasuk ringan, full color, dan pemilihan warnanya sesungguhnya ramah buat anak kecil. Aku agak kaget waktu buka halaman belakang buku ini, eh ternyata rating nya Untuk Dewasa. Haha, padahal beberapa hal masih disensor ya, so definitely buku ini butuh pendampingan orang tua ketika mau diberikan ke anak-anak. Font size nya agak kecil ya, katanya lebih kecil dari Grafis versi English, dimana itu cukup mengganggu di aku. 
 
Sapiens adalah satu satu buku yang personally wide eye opening buatku. Buku ini memberikan gambaran sistematis, singkat tapi padat tentang sejarah homo sapiens selama kurang lebih 300.000 tahun yang lalu. Aku mau share hal-hal apa saja yang baru buat aku begitu aku baca grafis ini:
 
1. Ternyata ketika sapiens hidup, kita berdampingan dengan 4 jenis homo lainnya, seperti Neandertal, Erectus, Denisova dan Floresiensis. Jadi gambar sederhana yang menggambarkan manusia berevolusi dari A ke Z bukanlah gambaran sebenarnya kehidupan ini karena kesannya setelah A punah, baru muncul B. Padahal kenyataannya ga begitu. Itulah yang disebut evolusi. Teori yang sangat menarik yet controversial. 

2. Kalo ada 4 spesies homo lain, kenapa sekarang cuma ada sapiens? Nah, inilah titik dimulainya cerita di grafis ini. Terjadi banyak revolusi sepanjang eksistensi manusia, mulai dari revolusi kognitif hingga industry. Khusus di Grafis ini, baru dibahas tentang kognitif. Dibandingkan dengan homo yang lain, sapiens berevolusi dengan otak yang lebih efisien.

3. Begitu api ditemukan, kehidupan menjadi jauh lebih efisien. Manusia tidak lagi membutuhkan berjam-jam mengunyah karena api membuat makanan lebih nikmat disantap. Di situlah berkembang fiksi. Setelah ada api, banyak waktu kosong yang ada dimanfaatkan manusia untuk mengembangkan fiksi. Nah, ini yang paling membuatku berpikir. Belum lagi soal realitas menurut Harari. Bahwa ada tiga jenis realitas: subjektif, objektif dan intersubjektif. Realitas intersubjektif itu justru yang paling penting bagi peradaban manusia. 

4. Warisan pemburu pengumpul. Segala permasalahan yang ada saat ini bisa dilihat akarnya dari zaman pemburu pengumpul, seperti kegemukan. Lho, apa kaitannya? Zaman dahulu, kita mau makan aja harus extra effort. Kalopun nemu, mending kita timbun agar ga kelaparan. Sekarang, mencari makanan tuh jauh lebih gampang, tapi apa yang terjadi? Orang bisa mati karena banyak makan daripada kelaparan lho. 

5. Berkat kemampuannya membuat fiksi, peradaban manusia berkembang. Termasuk tentang segala hal yang kita pegang saat ini, misalnya agama, kepercayaan, dinamika social budaya… ga jauh-jauh dari fiksi. Sekali lagi, fiksi itu penting untuk kehidupan manusia. Waktu pertama kali aku dengar soal fiksi ini, emang cukup mengguncang diriku tapi aku lanjutkan baca aja. Menarik sekali.

6. Grafis ini ditutup dengan usaha menjawab pertanyaan di awal tadi: kenapa begitu sapiens muncul, ada 4 spesies lain tetapi sekarang kemana perginya mereka? Bukti sejarah mengatakan bahwa punahnya megaspesies di Australia adalah karena ulah Sapiens. Di sini aku belajar that when we’re talking about science, ga ada nilai moral di dalamnya, termasuk baik/buruk dan benar/salah. Apakah sapiens pada saat itu bisa disalahkan karena pemusnahan massal megafauna Australia? Mungkin aja mereka lakukan itu untuk survival kan? Karena kalo tujuannya survival, ga ada yang namanya dikotomi benar/salah atau spektrum baik/buruk. Lalu, grafis ini memberikan gambaran layaknya Sapiens dipenjara karena memusnahkan megafauna? Konteks persidangan membuat narasi ini jadi makin menarik. Ignorance ga bisa membenarkan mereka, oh ya aku setuju. Karena kita semua juga sapiens. Apakah kita sadar selama ini apa yang kita lakukan? Apakah ada yang sengaja kita lakukan untuk memastikan eksistensi kita di bumi ini? Ini jadi refleksi yang besar buat aku. Jadi makin berpikir. Aku suka sources of knowledge yang bikin mikir jauh setelah aku selesai baca.

baca Sapiens ceu, versi English aja, soalnya enak banget dibacanya sumpah. 

jadi sebelum ada api, manusia menghabiskan 6-8 jam mengunyah. setelah ada api, makanan ga butuh waktu banyak dikunyah kan, sisa waktu yang ada digunakan untuk mengembangkan bahasa. dari situlah bahasa muncul. aku bisa bayangkan tiap malam selesai berburu, sebelum mereka tidur, ada api anggun dimana mereka bersosialisasi. bahas apaan selain gosip dong? dari situlah gosip muncul. nah, fiksi itu ya salah satu contohnya adalah gosip itu tadi. semakin berkembang peradaban (alias udah masuk era revolusi industri), fiksi yang berkembang pun makin banyak. perusahaan sekelas Peugeot itu kan fiksi. negara Indonesia Raya ini fiksi. realitas intersubjektif. manusia membutuhkan fiksi untuk menjalin hubungan dengan manusia lain, ya biar bisa kerjasama itu tadi. 

"Trus aku jg jd mikir, demi eksistensi, sapiens memusnahkan spesies. Tapi misal somehow kita pada akhirnya bergantung pada spesies itu utk rantai kehidupan, apa itu ga sama kayak bunuh diri?" yang ini maksudnya gimana ceu? aku belum nangkep 

saling membunuh itu menurutku muncul dari salah paham aja sih ceu simply said. emang betul manusia drive utamanya ada dua: mempertahankan hidup dan meneruskan keturunan. fiksi seperti sikap rasis bisa dikembangkan jadi sikap manusia yang merasa ras mereka paling unggul dan jadi pembenaran membantai ras lain. itu fiksi ceu. ideologi juga fiksi karena semua itu buatan manusia.

Resensator: Aulia Arifaturrohmah


No comments:

Post a Comment