Monday, August 15, 2022

The Talent Code - Daniel Coyle

 



Baru beres baca buku The Talent Code yang ditulis Daniel Coyle. Awalnya, baca buku ini karna berbicara tentang bakat. Selama beberapa tahun terakhir, cukup passionate dengan topik metacognition dan learn how to learn, kayanya seru aja gitu bisa nemuin cara yg paling efektif untuk melatih skill baru. 

Secara umum, buku ini bagus banget, karena bisa menarasikan pembahasan tentang bakat. Pertanyaan besar yg ingin dijawab oleh penulis dalam buku ini adalah: "Apakah keteranpilan performer terbaik di bidangnya itu berasal dari bakat? Atau ada latihan khusus yang mereka jalani? Trus ada hal lain yang mempengaruhi performa mereka?"

Di buku ini, Daniel Coyle membagi buku ini menjadi 3 bagian, yaitu: deep practice, ignition dan master coach. 

Di bagian deep practice, Daniel Coyle mengungkapkan bahwa cara latihan berpengaruh terhadap performa seorang performer. Latihan ini dinamakan deep practice. Sebenarnya, sidah ada beberapa penulis yg membahas latihan ini, ada yg menyebutkan deliberate practice juga. Katanya, performer yg baik itu berlatih secara sadar untuk mengasah setiap subskill satu per satu, hingga cara yg ia lakukan akurat. Dalam latihan ini, para performer melakukan banyak kesalahan dan belajar dari kesalahannya. Di bagian ini, Daniel bercerita tentang peran mielinisasi dalam pembetukan keahlian. Semakin sering kita berlatih, maka selubung mielin yang terbentuk akan semakin tebal, yang menandakan muscle memory sudah terbentuk dengan baik dan skill yang dilatih menjadi lebih otomatis.

Di bagian kedua, Daniel Coyle berbicara tentang inginition atau motivasi sebagai salaj satu pendukung dalam pembentukan skill seorang performer. Seorang yang termotivasi akan berlatih dengan semangat dan tekun karena tergerak oleh motivasi yang diberikan kepadanya. Di bagian ini, Daniel memberikan contoh berupa sejarah kemajuan sepak bola di brazil. Ternyata, satu tokoh yang mendahului kesuksesan di bidang olahraga sepak bola akan berpengaruh ke generasi-generasi berikutnya, hingga membentuk culture yang mendukung terbentuknya para pemain sepak bola. 

Di bagian ketiga, Daniel mengangkat bahasan tentang master coach. Seorang master coach akan membantu seorang performer untuk meningkatkan kemampuan pemain. Seorang master coach tidak hanya menguasai hal-hal teknis, tetapi mereka juga mengerti tentang strategi berlatih. Mereka juga terampil menggali informasi personal setiap anak didiknya dan menyesuaikan treatment berdasarkan kepribadian masing2.

Overall, buku ini bagus banget, risetnya mendalam dan cerita2 yang disajikan di buku ini sangat relevan di setiap bagiannnya. Hal yang paling saya suka adalah bahasan tentang jaman Renaisans. Pada masa itu, seorang pemula itu belajar sebagai anak magang yang dilatih selama bertahun2 oleh mentornya masing2. Seorang mentor akan melatih hal2 prinsipil dan praktik. Jadi, ga salah kalau pada masa itu, satu orang bisa menguasai beberapa skill, mulai dari sains, seni, hingga filosofi, karena pendekatan mentoringnya yg luar biasa. 

Setelah membaca buku ini, saya jadi ingat juga beberapa artikel keren yang membantu saya belajar skill baru dari situs Lifehacker yang ditulis Noa Kageyama, yang berjudul "A Better Way to Practice". This article changes the way I approach the skill I am going to learn. Trus artikel yang berjudul "I Learned to Speak Four Languages in a Few Years: Here's How" yang ditulis Gabriel Wyner di Lifehacker juga, yang berbicara tentang cara cepat belajar bahasa asing.

Resensator: Nas

No comments:

Post a Comment